Praktikum Budidaya Tanaman Hias
"Morfologi Tanaman Sinyo Nakal pada Intensitas Penyinaran yang Berbeda"
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sinyo nakal (Duranta erecta L.) adalah sejenis perdu hias yang biasa ditanam orang sebagai pagar
hidup atau komponen taman. Terdapat sejumlah kultivar berupa tanaman
pagar atau tanaman pembatas. Kultivar yang memiliki warna daun cerah dikenal
sebagai teh-tehan karena menjadi
tanaman pangkas seperti di perkebunan teh (anonim, 2015).
Penyinaran adalah sumber energi utama bagi kehidupan
seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil,
penyinaran sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan
akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Penyinaran merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya
fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat
berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh penyinaran juga berbeda
pada setiap jenis tanaman. Tanaman memiliki reaksi fisiologi yang berbeda
terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya
matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam
hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima
tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral,
tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek (Oren, Justice,
2002).
Kekurangan sinar matahari akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis
tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau
). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman
berada di tempat yang gelap (Tjitrosomo,S. 1983).
Berdasarkan
uraian tersebut diatas, maka praktikum “Morfologi Tanaman Sinyo Nakal pada
Intensitas Penyinaran yang Berbeda” ini perlu dilakukan.
1.2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa
dapat mengetahui pengaruh penyinaran yang berbeda terhadap tanaman sinyo nakal.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sinyo nakal (Duranta erecta L.) adalah sejenis perduhias yang biasa ditanam orang sebagai pagar
hidup atau komponen taman. Terdapat sejumlah kultivar berupa tanaman
pagar atau tanaman pembatas. Kultivar yang memiliki warna daun cerah dikenal
sebagai teh-tehan karena menjadi
tanaman pangkas seperti di perkebunan teh. Tumbuhan berasal dari Amerika
Tengah ini sekarang
menyebar di semua tempat tropis, di beberapa tempat bahkan mulai menjadi gulma atau spesies
invasif (Australia, Tiongkok, Afrika
Selatan, dan beberapa
tempat di Oceania) (anonim, 2015).
Sinyo nakal
kadang-kadang berupa pohon yang dapat mencapai 6 meter tingginya.
Tumbuhan dewasa dapat memiliki duri yang tidak tumbuh
sewaktu tumbuhan masih muda. Daun berbentuk oval atau elips, agak bergelombang
tepinya, tersusun berpasangan, warnanya mulai dari kuning cerah hingga hijau
agak pekat, tergantung spesies dan lingkungan tumbuh (lebih terang, warna daun
lebih cerah). Bunga berwarna biru sampai ungu dengan rona putih,
tersusun dalam satu cabang yang keluar dari ketiak cabang atau ujung cabang,
berbunga sepanjang tahun. Buahnya berwarna kuning (hijau ketika muda), bulat,
dengan diameter dapat mencapai 1 cm (Thompson, 2007).
Penyinaran adalah
sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan
khususnya yang berklorofil, penyinaran sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Penyinaran merupakan faktor penting
terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses
yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam
tanaman (Tajuddin, 2011).
Pengaruh penyinaran
juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman memiliki reaksi fisiologi yang
berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya
matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam
hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima
tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral,
tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek (Oren, Justice, 2002).
Kekurangan sinar
matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis
dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh
kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap (Tjitrosomo,S. 1983).
Intensitas cahaya
dan lama penyinaran dalam fotosintesis berpengaruh pada tumbuhan, terutama pada
pertumbuhan vegetatif dan kegiatan reproduksi tumbuhan. Di daerah tropis,
lamanya siang dan malam kira-kira sama, yaitu 12 jam. Di daerah yang memiliki
empat musim, lamanya siang hari dapat mencapai 16-20 jam. Respons tumbuhan
terhadap lamanya penyinaran yang bervariasi disebut fotoperiodisme. Respon
tumbuhan terhadap fotoperiodik dapat berupa pembungaan, dormansi,
perkecambahan, dan perkembangan (Djakfar, Z. 1990).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu
Dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 Mei 2015 pukul 08.00-09.00 WITA di laboratorium Produksi Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
3.2
Alat
Dan Bahan Praktikum
3.2.1 Alat
Praktikum
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penggaris, timbangan analitik,
alat tulis menulis, LPS dan
3.2.2. Bahan Praktikum
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah tanaman sinyo nakal.
3.3
Pelaksanaan Praktilum
1.
Di
ukur panjang internode tanaman sinyo nakal yang tidak terkena cahaya matahari
dan yang terkena cahaya matahari, masing-masing 5 kali ulangan.
2. Diambil
5 helai
daun
sinyo nakal yang terkena cahaya matahari dan tidak terkena cahaya matahari.
3. Ditimbang berat masing-masing daun sinyo nakal dengan
timbangan digital.
4. Diukur luas masing-masing daun sinyo nakal.
5.
Di hitung nilai LDS daun dengan menggunakan rumus :

6. Diamati intensitas warna masing-masing daun dengan
menggunakan BWD.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tanaman sinyo
nakal yang terkena cahaya matahari
No
|
Luas daun
|
Warna Daun
|
B erat Daun
|
LDS
|
Panjang Internode
|
1
|
6,61
|
5
GY 5/8
|
0,09
|
73,44
|
3
|
2
|
6,48
|
5
GY 6/8
|
0,08
|
81
|
2,6
|
3
|
7,11
|
5
GY 6/8
|
0,11
|
64,69
|
2,2
|
4
|
6,56
|
5
GY 5/8
|
0,12
|
54,67
|
2,9
|
5
|
5,13
|
5
GY 6/8
|
0,07
|
73,28
|
3,1
|
Rata-rata
|
6,378
|
|
0,094
|
69,416
|
2,76
|
Tabel 1. Tanaman sinyo nakal yang tidak terkena
cahaya matahari
No.
|
Luas Daun
|
Warna Daun
|
Berat Daun
|
LDS
|
Panjang Internode
|
1
|
5,94
|
7,5
GY 4/6
|
0,07
|
84,86
|
4,4
|
2
|
6,89
|
7,5
GY 4/6
|
0,12
|
57,42
|
6
|
3
|
6,95
|
5
GY 4/5
|
0,09
|
77,22
|
4,1
|
4
|
5,66
|
7,5
GY 4/4
|
0,07
|
80,86
|
4,5
|
5
|
6,10
|
5
GY 4/6
|
0,07
|
87,14
|
9
|
Rata-rata
|
6,308
|
|
0,084
|
77,5
|
5,6
|
4.2 Pembahasan
Sinyo nakal memiliki daun berbentuk oval atau elips, agak bergelombang
tepinya, tersusun berpasangan, warnanya mulai dari kuning cerah hingga hijau
agak pekat, tergantung spesies dan lingkungan tumbuh (lebih terang, warna daun
lebih cerah). Bunga berwarna biru sampai ungu dengan rona putih,
tersusun dalam satu cabang yang keluar dari ketiak cabang atau ujung cabang,
berbunga sepanjang tahun.
Penyinaran adalah sumber energi utama bagi kehidupan
seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil,
penyinaran sangat menentukan proses fotosintesis. Penyinaran
jugamemiliki pengaruh yang berbeda – beda pada setiap jenis tanaman. Tanaman
memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas,
dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman
memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran
dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama
penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan
menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek.
Kekurangan sinar matahari akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis
tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang tanaman akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau
). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman
berada di tempat yang gelap.
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa perbedaan antara daun yang terkena cahaya matahari dan tanpa
penyinaran. Daun yang terkena cahaya matahari dengan yang tidak terkena cahaya
memiliki perbedaan yang cukup signifikan pada rata-rata LPS dan panjang
internodenya. Pada LPS yang terkena cahaya memiliki rata-rata 69,416
sedangkan LPS yang tidak terkena sinar matahari rata-ratanya 77,5. Sedangkan
panjang internode yang terkena cahaya matahari memiliki rata-rata yang lebih
kecil yaitu 2,76 dibandingkan yang tidak terkena sinat matahari yaitu 5,6. Pada
rata-rata diameter daun dan B. daun tidak terlalu besar perbedaanya, pada
diameter daun mempunyai perbedaan berkisar antara 0,070 sedangkan pada B daun
0,010.
Pada tanaman
sinyo nakal dau tanaman saling menutupi yang dikarenakan percabangan tanaman yang
banyak dan cepat pertumbuhannya. Pertumbuhan daun sinyo nakal dipengaruhi oleh
jumlah intersitas cahaya dan kualitas cahaya yang diterima, sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan lebih baik. Pada tanaman sinyo nakal yang terkena cahaya
matahari lebih rimbun dibandingka tanaman sinyo nakal yang tidak terkena cahaya
matahari, ini dikarenakan pada tanaman sinyo nakal yang terkena cahaya dapat
lebih mudah untuk melakukan proses fotosintesis.
BAB V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyinaran berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Tanaman yang kekurangan penyinaran dapat menimbulkan
gejala etiolasi, dimana batang tanaman akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ).
2. Sinyo
nakal yang berada pada
tempat yang terkena cahaya matahari memiliki warna daun yang lebih cerah/terang
dibanddingkan dengan yang tumbuh pada tempat yang tidak terkena cahaya.
3. Rata-rata diameter daun memiliki perbedaan yang tidak
terlalu besar, kisaran diameter daun sekitar 0,070 dan berat daun sekitar
0.010.
4. Panjang internode pada sinyo nakal yang terkena cahaya
matahari lebih pendek dibandingkan dengan sinyo nakal yang berada pada tempat
teduh.
Anonim, 2015. Sinyo
nakal. http. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses
pada hari sabtu tanggal 13 june 2015
Djakfar, Z. 1990.Dasar-dasar Agronomi.
Jakarta: Gramedia
Oren, Justice. 2002. Intensitas
Cahaya Matahari.
Jakarta: Grafindo Persada.
Tajuddin. 2011. Jago Biologi SMA. Jakarta Selatan : Kaifa.
Thompson, N (2007). "Poisonous Plants
in Australia: Enabling consumers to buy safe plants.
Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Tjitrosomo,S.
1983. Botani
Umum I.
Bandung:
Angkasa Bandung.