Rabu, 09 Mei 2018

CARA PENGENDALIAN AGROEKOSISTEM UNTUK PENERAPAN TEKNIK PENGENDALIAN HAYATI (Introduksi, Augmentasi, Inundasi, Dan Konservasi)

UPAYA PENGENDALIAN AGROEKOSISTEM UNTUK PENERAPAN TEKNIK PENGENDALIAN HAYATI
(Introduksi, Augmentasi, Inundasi, Dan Konservasi)


1.    Introduksi
Introduksi yaitu menambah atau memasukkan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak untuk pengendali baik sebagai parasitoid, predator maupun pathogen. Tujuannnya adalah mengembalikan keseimbangan dengan mengintroduksi ke dalam lingkungan baru musuh alami dari invasive species. Upaya pengendalian agroekosistem yang dapat dilakukan agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga adalah dengan menerapkan system pertanian polyculture. Pada system pertanian policulture ini persebaran hama dan penyakit dapat dicegah karena biasanya hama dan penyakit hanya menyerang satu spesies saja. Bahkan jika yang ditanam hanya satu spesies, asalkan memiliki strain yang berbeda, persebaran hama dan penyakit dalam satu lahan dapat dicegah.
Upaya lainnya yaitu menerapkan system pengendalian hama terpadu (PHT), dimana penggunaan pestisida kimiawi merupakan alternatif terakhir untuk pengendalian hama penyakit. Selain itu, mencegah praktek pertanian yang mengganggu kelestarian musuh alami, seperti pengolahan tanah yang justru mematikan musuh alami yang berlindung atau berpupa di dalam tanah juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

2.    Augmentasi
Teknik Augmentasi adalah upaya peningkatan jumlah dan pengaruh musuh alami yang sebelunya telah berfungsi di ekosistem tersebut, baik dengan cara pelepasan sejumlah tambahan baru maupun dengan cara memodifikasi ekosistem sedemikian rupa sehingga jumlah dan kemamgusan musuh alami dapat ditingkatkan. Musush alami hama khususnya dalam pertanian modern sangat tertekan karena praktek budidaya yaitu cara pengolahan tanah, penggunaan pestisida kimia, dan modifikasi habitat sekitar lahan pertanian.
·                     Pengolahan tanah yang intensif dapat menekan serangga predator generalis yang hidup dipermukaan tanah sebagai anggota masayarakat artropoda tanah.
·                     Pestisida kimia khususnya insektisida mempunyai dampak yang sangat merugikanbagi keanekaragaman hayati serangga termasuk artropoda predator dan parasit, terutama insektisida yang berspektrum luas.
·                     Habitat disekitar lahan pertanian juga merupakan tempat pengungsian bagi banyak serangga predator dan parasitoid jika kondisi lahan pertanaman berubah drastic seperti waktu panen dan bera. Habibat ini juga merupakan habitat bagi mangsa atau inang alternative musuh alami, juga penyedia makanan tambahan seperti nectar dan tepungsari.

3.    Inundasi
Inundasi adalah pelepasan musuh alami secara masal dengan maksud agar musuh alami dapat berfungsi seperti insektisida hayati yaitu cepat dapat menekan populasi seperti insektisida dalam hal ini yang digunakan adalah musuh alami. Hal itu dilakukan ketika populasi hama membutuhkan penanganan yang cepat sehingga pembanjiran musuh alami dalam jumlah besar di areal pertanaman sangat diperlukan, umumnya adalah aplikasi bioinsektisida (BT, Virus, dll.) atau parasitoid seperti Trichogramma spp.
Pada dasarnya, inundasi merupakan bagian dari teknik pengendalian secara augmentasi sehingga upaya pengendalian agroekosistem yang dapat dilakukan juga tidak jauh berbeda dengan augmentasi, yaitu terkait praktek budidaya yang meliputi cara pengolahan tanah, penggunaan pestisida kimia, dan modifikasi habitat sekitar lahan pertanian.

4.    Konservasi
Upaya pengendalian agroekosistem yang terkait dengan konservasi musuh alami antara lain dapat dilakukan dengan modifikasi lingkungan, menyediakan inang alternatif, perbaikan sinkronisasi musuh alami-hama dan mencegah praktek pertanian yang mengganggu kelestarian musuh alami, tujuannya adalah untuk menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kelestarian kelestarian populasi musuh alami, misalnya dengan memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan, melestarikan tanman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif predator.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah praktek pertanian yang mengganggu kelestarian musuh alami, seperti pengolahan tanah yang justru mematikan musuh alami yang berlindung atau berpupa di dalam tanah, Lahan yang bersih dari gulma, miskin sumber pakan alternatif baik nektar, polen maupun inang alternatif. Pembakaran sisa-sisa tanaman seperti jerami padi dapat membunuh musuh alami yang berada pada jerami tersebut. Panen serentak juga dapat menghambat perkembangan musuh alami di lahan, oleh karena itu tanaman tumpang sari sangat baik untuk tetap mempertahankan penyediaan pakan yang diperlukan oleh musuh alami.
Penggunaan pestisida kimiawi dapat mengganggu keseimbangan populasi hama dan musuh alaminya terutama penggunaan pestisida yang berlebih. Dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimiawi antara lain hama menjadi resisten, terjadinya resurgensi hama sekunder, berdampak buruk terhadap lingkungan karena dapat menyebabkan terjadinya pencemaran baik pencemaran udara, air maupun tanah. Pestisida kimiawi tidak hanya membunuh hama sasaran, tetapi juga dapat membunuh musuh alaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar