UPAYA
PENGENDALIAN AGROEKOSISTEM UNTUK PENERAPAN TEKNIK PENGENDALIAN HAYATI
(Introduksi,
Augmentasi, Inundasi, Dan Konservasi)
1.
Introduksi
Introduksi
yaitu menambah atau memasukkan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah
banyak untuk pengendali baik sebagai parasitoid, predator maupun pathogen. Tujuannnya
adalah mengembalikan keseimbangan dengan mengintroduksi ke dalam lingkungan
baru musuh alami dari invasive species. Upaya pengendalian agroekosistem
yang dapat dilakukan agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga adalah dengan
menerapkan system pertanian polyculture. Pada system pertanian policulture ini
persebaran hama dan penyakit dapat dicegah karena biasanya hama dan penyakit
hanya menyerang satu spesies saja. Bahkan jika yang ditanam hanya satu spesies,
asalkan memiliki strain yang berbeda, persebaran hama dan penyakit dalam satu
lahan dapat dicegah.
Upaya
lainnya yaitu menerapkan system pengendalian hama terpadu (PHT), dimana
penggunaan pestisida kimiawi merupakan alternatif terakhir untuk pengendalian
hama penyakit. Selain itu, mencegah praktek pertanian yang mengganggu kelestarian
musuh alami, seperti pengolahan tanah yang justru mematikan musuh alami yang
berlindung atau berpupa di dalam tanah juga sangat penting untuk menjaga
keseimbangan ekosistem.
2.
Augmentasi
Teknik
Augmentasi adalah upaya peningkatan jumlah dan pengaruh musuh alami yang
sebelunya telah berfungsi di ekosistem tersebut, baik dengan cara pelepasan
sejumlah tambahan baru maupun dengan cara memodifikasi ekosistem sedemikian
rupa sehingga jumlah dan kemamgusan musuh alami dapat ditingkatkan. Musush
alami hama khususnya dalam pertanian modern sangat tertekan karena praktek
budidaya yaitu cara pengolahan tanah, penggunaan pestisida kimia, dan
modifikasi habitat sekitar lahan pertanian.
·
Pengolahan tanah yang
intensif dapat menekan serangga predator generalis yang hidup dipermukaan tanah
sebagai anggota masayarakat artropoda tanah.
·
Pestisida kimia
khususnya insektisida mempunyai dampak yang sangat merugikanbagi keanekaragaman
hayati serangga termasuk artropoda predator dan parasit, terutama insektisida
yang berspektrum luas.
·
Habitat disekitar lahan
pertanian juga merupakan tempat pengungsian bagi banyak serangga predator dan
parasitoid jika kondisi lahan pertanaman berubah drastic seperti waktu panen
dan bera. Habibat ini juga merupakan habitat bagi mangsa atau inang alternative
musuh alami, juga penyedia makanan tambahan seperti nectar dan tepungsari.
3.
Inundasi
Inundasi adalah
pelepasan musuh alami secara masal dengan maksud agar musuh alami dapat
berfungsi seperti insektisida hayati yaitu cepat dapat menekan populasi seperti
insektisida dalam hal ini yang digunakan adalah musuh alami. Hal itu dilakukan
ketika populasi hama membutuhkan penanganan yang cepat sehingga
pembanjiran musuh alami dalam jumlah besar di areal pertanaman sangat
diperlukan, umumnya adalah aplikasi bioinsektisida (BT, Virus, dll.) atau
parasitoid seperti Trichogramma spp.
Pada
dasarnya, inundasi merupakan bagian dari teknik pengendalian secara augmentasi
sehingga upaya pengendalian agroekosistem yang dapat dilakukan juga tidak jauh
berbeda dengan augmentasi, yaitu terkait praktek budidaya yang meliputi cara
pengolahan tanah, penggunaan pestisida kimia, dan modifikasi habitat sekitar
lahan pertanian.
4.
Konservasi
Upaya
pengendalian agroekosistem yang terkait dengan konservasi musuh alami antara
lain dapat dilakukan dengan modifikasi lingkungan, menyediakan inang alternatif,
perbaikan sinkronisasi musuh alami-hama dan mencegah praktek pertanian yang mengganggu
kelestarian musuh alami, tujuannya adalah untuk menghindari tindakan-tindakan
yang dapat mengganggu kelestarian kelestarian populasi musuh alami, misalnya
dengan memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan
tanaman berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida
yang berlebihan, melestarikan tanman liar yang mendukung inang alternatif
parasitoid atau mangsa alternatif predator.
Upaya
lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah praktek pertanian yang
mengganggu kelestarian musuh alami, seperti pengolahan tanah yang justru mematikan
musuh alami yang berlindung atau berpupa di dalam tanah, Lahan yang bersih dari
gulma, miskin sumber pakan alternatif baik nektar, polen maupun inang
alternatif. Pembakaran sisa-sisa tanaman seperti jerami padi dapat membunuh
musuh alami yang berada pada jerami tersebut. Panen serentak juga dapat
menghambat perkembangan musuh alami di lahan, oleh karena itu tanaman tumpang
sari sangat baik untuk tetap mempertahankan penyediaan pakan yang diperlukan
oleh musuh alami.
Penggunaan
pestisida kimiawi dapat mengganggu keseimbangan populasi hama dan musuh
alaminya terutama penggunaan pestisida yang berlebih. Dampak negatif yang
ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimiawi antara lain hama menjadi
resisten, terjadinya resurgensi hama sekunder, berdampak buruk terhadap lingkungan
karena dapat menyebabkan terjadinya pencemaran baik pencemaran udara, air
maupun tanah. Pestisida kimiawi tidak hanya membunuh hama sasaran, tetapi juga
dapat membunuh musuh alaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar