Rabu, 09 Mei 2018

SEJARAH KONSEP EKOLOGI

SEJARAH KONSEP EKOLOGI

A.           Sejarah Konsep Ekologi Dilihat dari Asal- Usul Katanya
Ekologi telah berkembang maju selama sejarah perkembangan manusia. Berbagai tulisan ilmuan sejak Hipocrates, Aristoteles, hingga filosof lainnya merupakan naskah-naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi, walaupun pada waktu itu belum diberikan nama ekologi. Kata ”ekologi” mula-mula diusulkan oleh biologiwan bangsa Jerman, Ernest Haeckel dalam tahun 1869. Sebelumnya banyak biologiwan terkenal di abad ke-18 dan ke-19 telah memberikan sumbangan pikiran dalam bidang ini, sekalipun belum menggunakan kata ”ekologi”. Antony van Leeuwenhoek lebih dikenal sebagai pelopor ahli mikroskop pada tahun 1700-an, memelopori pula pengkajian rantai makanan dan pengaturan populasi. Tulisan botaniwan bangsa Inggris Richard Bradley menyatakan bahwa ia memahami betul hal produktivitas biologis.
Ekologi mulai berkembang pesat sekitar tahun 1900 dan berkembang terus dengan cepat sampai saat ini, apalagi disaat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasar dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pada awalnya, ekologi dibedakan dengan jelas ke dalam ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Namun dengan adanya faham komunitas biotik yang dikemukakan oleh F.E Clements dan V.E.Shelford, faham rantai makanan dan siklus materi oleh Raymond Lindeman dan G.E. Hutchinson serta pengkajian sistem danau secara keseluruhan oleh E.A. Birge dan Chauncy Juday, maka semua konsep tersebut telah meletakkan dasar-dasar teori untuk perkembangan ekologi secara umum. Saat ini tampaknya semua orang wajib mengetahui ekologi, sehingga ilmu ini menjadi bintang diantara cabang ilmu, dimana selama ini hanya menjadi penunjang.
Prinsip- prinsip dalam ekologi dapat menerangkan dan memberikan pemahaman dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak. Timbulnya gerakan kesadaran lingkungan terutama pada tahun 1968 dan 1970, semua orang ikut memikirkan masalah polusi, pelestarian alam, kependudukan dan konsumsi pangan dan energi. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan hidup memberi pengaruh yang kuat terhadap perkembangan ekologi dan ilmu pengetahuan. Sebelum tahun 1970-an, ekologi dipandang sebagai bagian dari biologi. Ekologi telah berkembang menjadi bagian biologi yang sangat penting dan merupakan disiplin ilmu baru yang mempertanyakan proses-proses fisis dan biologis dan menjembatani ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial (Odum 1971). Sementara ruang lingkup ekologi semakin luas, pengkajian tentang bagaimana individu dan spesies berinteraksi serta menggunakan sumberdaya alam semakin diintensifkan. Ekologi mempelajari rumah tangga mahluk hidup (oikos), istilah yang digunakan oleh Ernst Haeckel sejak tahun 1869 (Odum 1983).

           B.    Konsep Ekologi sebagai Sistem
Ekologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yaitu ilmu yang menjelaskan hubungan antara organisme dan lingkungannya. Ada juga yang menganggap ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba memelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya dan mengapa mereka ada disitu. Ekologi berasal dari bahasa Yunani 'oikos' (rumah atau tempat hidup) dan 'logos' (ilmu). Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan.
Menurut Odnum, ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini munjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan, biomasa, penyebaran potensi unsur hara, energi, faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam. Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktikan sesuatu. Ekologi adalah ilmu tempat memertanyakan dan menyelidik. Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan manusia.
Ekosistem  adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Menurut (Resosoedarmo dkk. 1984) kajian ekologi dibagi menjadi:
a.       Autekologi
Ekologi yang mempelajari suatu jenis (species) organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non-parasitis, dan lain-lain. Dengan kata lain penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan, contohnya adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
b.      Sinekologi
Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar istilah lain seperti: ekologi jenis (pengelompokan makhluk hidup berdasarkan keturunan yang berkaitan secara fisiologis), ekologi populasi (kumpulan makhluk hidup sejenis atau satu spesies yang menempati kawasan tertentu), ekologi komunitas (kumpulan populasi yang menempati suatu wilayah tertentu), dan ekologi ekosistem (tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan lingkungan hidupnya yang merupakan komponen abiotik). Namun sekarang terdapat kecenderungan untuk meninggalkan pembagian seperti tersebut. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.

             C.    Konsep Ekologi sebagai Struktur dan Fungsi
Ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem.Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi.Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukan kesatuan.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik atau interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan: Dimana mereka hidup? Bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana?Hubungan- hubungan tersebut sedemikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.

            D.    Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :
1.      Komponen autotrof
autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri,   dan trophikos yang berarti “menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2.      Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti  berbeda, dan trophikos yang berarti makanan).Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
a.         Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
b.        Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.


Sumber:
Odum, E. P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Edisi ketiga Gadjah Mada University Press.
___________1983. Basic Ecology. Sounders College publishing Tokyo Holt- Sounders Japan.

Resosoedarmo, S. Kartawinata Kuswata. 1993. Pengantar Ekologi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offeset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar